Masa Antikristus dan Penganiayaan Gereja di Akhir Zaman: Telaah Kritis terhadap Doktrin Tribulasi dalam Perspektif Premilenialisme

Abstract

Pembicaraan tentang akhir zaman menjadi isu menarik dan menimbulkan multi-tafsir, terutama mengenai konteks tribulasi. Tribulasi sering disebut sebagai masa kesengsaraan besar atas gereja yang memiliki problem tentang kapan terjadinya masa tribulasi, berapa lama masa tribulasi, bagaimana karakteristik masa tribulasi, dan bagaimana kehidupan gereja (orang-orang percaya). Dalam bingkai Premilenialisme, perbedaan pandangan mengenai hal ini masih masih terus terjadi. Untuk menganalisisnya, penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan literatur, di mana data yang ada dirangkum dari berbagai literatur, untuk memahami fenomena tribulasi. Hasil penelitian ini memberikan empat aspek: Pertama, pemahaman dan perbedaan pandangan tentang masa Tribulasi mayoritas terjadi dalam tubuh penganut Premilenialisme, yaitu Premilenialisme Historis dan Premilenialisme Dispensasional. Kedua, tribulasi akan terjadi dengan melihat pada nubuatan Yesus tentang munculnya “Pembinasa Keji” yang muncul menjelang kedatangan Yesus Kristus. Ketiga, masa tribulasi dimulai saat adanya perjanjian kerja sama antara Israel dengan bangsa-bangsa tertentu. Keempat, karakteristik khusus tribulasi versi premilenialisme historis adalah masa Kerajaan Seribu Tahun terjadi setelah masa tribulasi, disusul dengan kedatangan Yesus, dan pengangkatan orang percaya (rapture) akan terjadi sesudah masa tribulasi, gereja akan mengalami masa kesengsaraan besar. 

Discussion of the end times is an interesting issue and raises multiple interpretations, especially regarding the context of the tribulation. The Tribulation is often referred to as a time of great tribulation over the church which has problems regarding when the Tribulation occurs, how long the Tribulation period lasts, what are the characteristics of the Tribulation period, and how is the life of the church (believers). Within the framework of premillennialism, differences of opinion regarding this matter are still ongoing. To analyze it, the writer uses a qualitative method with a literature approach, in which the existing data is summarized from various literatures, to understand the tribulation phenomenon. The results of this study provide four aspects: First, the majority of the understanding and differences of opinion about the Tribulation period occurred within the body of Premillennialism adherents, namely Historical Premillennialism and Dispensational Premillennialism. Second, the tribulation will occur by looking at Jesus' prophecy about the appearance of the "Abomination of Desolation" that appears before the coming of Jesus Christ. Third, the tribulation period began when there was a cooperation agreement between Israel and certain nations. Fourth, the special characteristic of the tribulation version of historical premillennialism is that the Millennial Kingdom will occur after the tribulation period, followed by the coming of Jesus, and the rapture will occur after the tribulation period, the church will experience a period of great tribulation.