Analisis Faktor Penyebab Utama Kecenderungan Bunuh Diri di Kalangan Remaja yang Berusia 15-17 Tahun di Makassar

Hermin Mallo, Daniel Ronda

Abstract


Pokok masalah penelitian ini ialah apa yang menjadi penyebab utama terjadinya kasus bunuh diri di
kalangan remaja yang berusia 15 sampai 17 tahun? Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagi berikut:
memberitahukan kepada pembaca bahwa yang menjadi penyebab utama terjadinya kasus bunuh diri adalah
masalah yang dihadapi oleh remaja yang berusai 15-17 tahun dengan keluarga mereka. Penyebab lainnya adalah
depresi dan konsep diri yang keliru. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa berusia 15 sampai
16 tahun (kelas X) di SMU Kristen Diakui Makassar, dan siswa berusia 15-17 tahun (kelas X dan XI) di SMA
Gamaliel Makassar. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di SMU Kristen Diakui Makassar, dan
siswa kelas XI PIA 2 dan kelas XI PIS, kelas X-5 di SMU Gamaliel Makassar. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara , angket, dan observasi. Teknik analisis data ialah
analisis statitik dengan program SPSS 15. Hasil penelitian ini ialah ada tiga masalah yang dihadapi oleh remaja
yang berniat melakukan bunuh diri, yaitu: Depresi. Depresi yang mereka alami adalah puncak dari semua
perasaan bersalah, marah, tidak berarti dan tidak diinginkan. Depresi yang berat menjadi salah satu penyebab
terjadinya bunuh diri. Konsep diri. Masalah konsep diri banyak dialami oleh remaja. Konsep diri yang keliru
membuat mereka merasa tidak diinginkan, tidak berharga dan tidak seorang pun mengasihi mereka. Konsep diri
yang salah ini juga dipengaruhi oleh teman sebaya mereka. Remaja berusaha untuk menjadi eperti yang
diinginkan oleh teman sebaya agar mereka bias diterima dan diakui oleh kelompok teman sebaya mereka.
Hubungan dalam keluarga. Hubungan dalam keluarga menyangkut perceraian orang tua mereka dan
penerimaan dari orang tua. Perceraian orang tua melukai anak remaja dan membuat mereka merasa tidak
dikasihi dan menyalahkan diri atas perceraian itu. Orang tua yang tidak menerima anak remajanya sebagai diri
mereka sendiri memuat remaja berusaha untuk menjadi orang lain dan merasa orang tua mereka baru akan
mengasihi mereka saat mereka menjadi remaja yang orang tua mereka inginkan bukannya menjadi mereka
sendiri.

Full Text:

PDF (Indonesian)

References


Arterburn, Stephen dan Jim Burns. Arahkan Dengan Jitu. Yogyakarta: Andi Affset, 2006.

Gunarsa, Singgih D dan Y. Singgih D. Gunarsa. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta:

Gunung Mulia, 1991.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research 3. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi

Universitas Gadjah Mada, 1987.

Komaruddin. Kamus Riset. Bandung: Aksara, 1984.

Nazir. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998.

Prince, Derek. Rasa Tertolak Bagaimana Mengatasinya. Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil ‘Imanuel,’

Usman, Husaini dan Purnomo, Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara,




DOI: http://dx.doi.org/10.25278/jj71.v8i1.42
viewed = 0 times




Copyright (c) 2015 Jurnal Jaffray

Lisensi Creative Commons
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

pISSN 1829-9474
eISSN 2407-4047

Copyright © Jurnal Jaffray 2014-2023