Diutus Untuk Menghasilkan umat yang Kudus:Eksposisi Yesaya 6:1-13

Peniel C.D. Maiaweng

Abstract


Pengutusan Yesaya sebagai nabi dimulai dengan perjumpaannya dengan
Tuhan. Dalam perjumpaannya dengan Tuhan, Yesaya mengakui kenajisan dirinya,
dan ia pun dikuduskan oleh TUHAN melalui pelayanan para seraf. Setelah
dikuduskan, ia siap menerima pengutusan yang dinyatakan kepadanya.
Pengutusan nabi Yesaya bukan untuk menghasilkan pertobatan seluruh
bangsa, tetapi menghasilkan umat yang mengeraskan hati dan tertutup terhadap halhal
rohani, kemerosotan rohaninya semakin meningkat, dan bahkan sebagian besar
umat Yehuda dibinasakan. Ia yang diutus oleh TUHAN balatentara yang kudus,
tetapi dalam pelayanannya, ia tidak disenangi oleh umat dan para pemimpin Yehuda.
Ini menunjukkan bahwa pengutusan Yesaya bukan untuk menghasilkan banyak
petobat baru, tetapi sekelompok kecil orang kudus.
Bercermin kepada panggilan nabi Yesaya, mungkin ada di antara para hamba
Tuhan yang dipanggil oleh Allah dengan memiliki karakter pelayanan seperti yang
dimiliki oleh Yesaya. Hal yang harus dipercaya adalah ia dipanggil dengan jaminan
penyertaan. Pembelanya adalah TUHAN balatentara. Penjaminnya adalah Raja
yang bertakhta. Penyedianya adalah Tuhan yang memiliki segalanya.
Keberhasilan pelayanan dalam konteks pengutusan Yesaya bukan dilihat dari
berapa banyak jumlah umat yang dihasilkan dan bukan pula pada besarnya
penghasilan yang diterima, tetapi menghasilkan umat yang kudus. Untuk itu, yang
terpenting untuk diperlihara adalah hidup dalam kekudusan dan melayani untuk
menghasilkan umat yang kudus, sehingga walaupun sedikit jumlah umat yang
dilayani, tetapi mereka adalah umat yang berkenan kepada Allah. Allah yang
menyatakan diri kepada hamba-Nya dan umat-Nya adalah Allah yang maha kudus.
Sebagai Allah yang kudus, maka segala sifat dan apa pun yang dimiliki-Nya adalah
kudus, termasuk hamba-Nya dan umat-Nya. Bersekutu dengan Tuhan yang kudus
adalah prioritas utama dalam penyembahan, kekudusan harus menjadi prioritas diri,
dan menghasilkan umat yang kudus harus menjadi prioritas dalam pelayanan.

Keywords


diutus, umat yang kudus, eksposisi Yesaya 6:1-13, panggilan, persekutuan

Full Text:

PDF (Indonesian)

References


Baxter, J. Sidlow. Menggali Isi Alkitab: Ayub sampai dengan Maleakhi. Jakarta:

Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1992.

Everson, A. Joseph. A Bitter Memory: Isaiah’s Commission in Isaiah 6:1-13.

Thousand Oaks, CA: California Lutheran University, n.d.

Freligh, Harold M. Delapan Tiang Keselamatan. Bandung: Kalam Hidup,

n.d.

Hoekema, Anthony A. Manusia: Diciptakan menurut Gambar Allah. Surabaya:

Momentum, 2013.

Lasor, W. S., D. A. Hubbard, F. W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 2: Sastra

dan Nubuat. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994.

Love, Rick. Old Testament II: Lecture Notes. Manila: Alliance Biblical

Seminary, January 1999.

Owen, John Joseph. Analytical Key to the Old Testament: Volume 4 Isaiah-

Malachi. Grand Rapids, Michigan: Baker Book House, 2002.

Prince, Derek. Bertobat dan Percaya. Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil

Imanuel, 2003.

Strong, James. Strong’s Exhaustive Concordance of the Bible, Reference Library

Edition. Iowa Falls, Iowa: World Bible Publishers, n.d.

Teschner, Achim. Rangkaian Visi Mutiara Kitab Yesaya. Jakarta: Yayasan

Komunikasi Bina Kasih, 2001.

Tozer, A. W. Mengenal yang Maha Kudus. Bandung: Kalam Hidup, n.d.

Widyapranawa, S. H. Tafsiran Yesaya 1 – 12. Jakarta: BPK Gunung Mulia,




DOI: http://dx.doi.org/10.25278/jj71.v12i1.30
viewed = 0 times




Copyright (c) 2015 Jurnal Jaffray

Lisensi Creative Commons
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

pISSN 1829-9474
eISSN 2407-4047

Copyright © Jurnal Jaffray 2014-2023