Tinjauan Etika Kristen Terhadap Operasi Transeksual

I Wayan Purnama, Simon Alexander Tarigan

Abstract


Adapun tujuan penulisan dari pokok masalah diatas adalah: Untuk mengetahui
pandangan etika Kristen tentang operasi transeksual.
Mengingat begitu luasnya pembahasan tentang transeksual secara umum maka
penulis membatasi karya ilmiah ini hanya berfokus pada operasi transeksual.
Pembahasan operasi disini juga dibatasi hanya operasi alat kelamin ditinjau dari etika
Kristen. Etika yang digunakan dalam penulisan ini dibatasi hanya etika yang bersifat
deontologis.
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan oleh penulis dalam karya
ilmiah ini maka penulis menyimpulkan. Pertama, tubuh, seks, jenis kelamin, dan kepuasan
seksual, pada dasarnya diciptakan Allah sangat baik, mulia dan suci dan dengan tujuan
yang baik, dan ini juga merupakan gambar Allah. Akibat kejatuhan manusia pertama
kedalam dosa maka gambar Allah menjadi rusak, sehingga Tubuh, seks, jenis kelamin,
kepuasan seksual kehilangan peranannya. Banyak penyimpangan seksual yang
berkembangan saat ini, dan sudah sangat meresahkan di dalam masyarakat. Kedua,
transeksual adalah salah satu bentuk kelainan seksualitas yang abnormal dimana
seorang penderita mengalami ganguan identitas gender, yaitu seseorang merasa terjebak
dalam tubuh yang berbeda. Ketiga, secara etika Kristen menjadi seorang transeksual
atau waria tidak menjadi masalah. Karena secara Alkitabiah ada orang yang terlahir
dengan keadaan abnormal. Perilaku homoseksual bagi seorang transeksual secara
Alkitabiah dilarang karena melanggar prinsip Alkitab. Keempat, segala bentuk tindakan
operasi transeksual yang mementingkan keegoisan dan kenikmatan belaka dari segi etika
Kristen adalah salah dan melanggar kaidah Tuhan yang sudah ditetapkan. Seorang yang
melakukan operasi transeksual sudah menghina dan tidak menghargai dan juga tidak
mengucap syukur atas apa yang sudah diberikan Tuhan yaitu kodrat sejak lahir sebagai
laki-laki maupun perempuan. Seorang yang melakukan operasi transeksual akan
mempunyai prilaku homoseksual. Kelima, orang kristiani harus dapat menampung dan
menerima mereka sebagai bagian dari tubuh Kristus, mungkin Tuhan punya rencana bagi
kaum transeksual yang rohani untuk menjadi penginjil kaum transeksual.

Keywords


Etika Kristen, Orerasi Transeksual, waria

Full Text:

PDF (Indonesian)

References


Alex Sobur, Pembinaan Anak Dalam Keluarga (jakarta: BPK Gunung Mulia,

Anton Bekker dan Achmad Charris Zubai, Metodelogi Penelitian Filsafat

(Yogyakarta: Kanisius, 1990)

Aristoteles dalam Bertens, Etika (Jakarta: Gamedia Pustaka Utama, 1994)

Gary R. Collins, Konsoling Kristen yang Efektif (Malang, SAAT, 1990)

Gerald c Davison ,John M. naele, & Ann m. Kring, Psikologi Abnormal Edisi 9

(Jakarta: Rajawali pers)

H. Soekahar, Hooseksualitas Tijauan Singkat Bedasarkan Iman Kristen

(Yogyakarta: Andi, 1987)

J. Verkuyl, Etika Seksual (Jakarta: Badan Penerbit Kristen, 1963)

Kylem Yates, Tafsiran Alkitab Wycliffe Volume 1 PL kejadian sampai Ester

(Bandung: Gamdum Mas 2004)

Norman L. Geisler, Etika Kristen Pilihan dan Isu, (malang: Literatur SAAT,

Robert P. Barrong. Etika Seksual Konteporel (Bandung: Ink Media, 2006)

Stanton L. &brennaB. Jones, How and When To Tell Your Kids About Sex,

Bagaimana dan Kapan Memberitahu Anak Anda Mengenai Seks, (Surabaya:

Mementum 2004)

Supratiknya, Mengenal Prilaku Abnormal (Yogyakarta: Kanisius 1995)

Tim Bverly Lahaye, Kesidupan Seks dalam Pernikahan (Bandung: kalam Hidup,

dan ANDI, 1976)

Tulus Tu’u, Etika dan Pendidikan Seksual (Bandung : Kalam Hidup, 1988)




DOI: http://dx.doi.org/10.25278/jj71.v9i1.89
viewed = 0 times




Copyright (c) 2015 Jurnal Jaffray

Lisensi Creative Commons
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

pISSN 1829-9474
eISSN 2407-4047

Copyright © Jurnal Jaffray 2014-2023